Rabu, 01 Desember 2010

akibat terjadinya tsunami

Sejarah terjadinya Tsunami

tsunami-hits-sumatra1
Catatan Sejarah Tsunami
dari berbagai sumber
Tsunami adalah istilah Jepang yang berarti ombak besar di pelabuhan. Ombak itu datang setelah terjadi gempa bumi dalam laut, tanah runtuh, aktivitas gunung berapi atau hantaman meteor. Berikut ini gempa bumi dahsyat dan gelombang Tsunami, intensitas, lokasi, dan jumlah korban tewas yang terjadi tahun 1556 hingga 2006:
Tahun 1775
Gempa mengguncang Lisabon. Pusat gempa di perairan Atlantik Utara, menyebabkan gelombang tsunami setinggi tujuh meter yang menghantam Portugal, Spanyol dan Afrika Utara, menyebabkan 60.000 korban jiwa.
10 April 1815
Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa, NTB meletus. Letusannya setara dengan enam juta kali kekuatan bom atom. Selain menelan 100.000-an korban jiwa, semburan asapnya juga mencapai ketinggian 44 kilo meter dan mengakibatkan gelombang tsunami setinggi empat meter. Gelap gulita selama tiga hari akibat pekatnya debu terjadi dalam radius 600 kilo meter dari pusat letusan. Sementara itu, di bumi belahan utara, suhu turun hingga 0,7 derajat Celcius. Penduduk Eropa dan Amerika Utara pun harus merelakan satu musim panas di tahun itu. Perubahan cuaca yang drastis ini menyebabkan penyebaran wabah penyakit dan kelaparan akibat gagal panen di seluruh dunia.
27 Agustus 1883
Meletusnya Gunung Krakatau, gunung api bawah laut di Selat Sunda. Aktivitas gunung diawali 20 Mei 1883 berupa semburan abu dan uap setinggi 11 km dan suaranya terdengar sejauh 200 km. Puncaknya pada 27/8/1883 yang dentumannya terdengar hingga Singapura dan Australia. Erupsi menyemburkan batu apung dan abu setinggi 70-80 km, yang endapannya menempati area 827.000 km persegi. Runtuhan gunung api ini menimbulkan tsunami setinggi 20 m. Gelombang pasang itu menyebar hingga 120 km dari pusat letusan, diperkirakan sedikitnya 36.417 jiwa lenyap dan desa-desa di kepulauan sekitarnya musnah binasa.
31 Januari 1906
Gempa di Ekuador berkekuatan 8,8 Skala Richter di dekat pantai Ekuador dan Kolombia, memicu gelombang tsunami besar yang menewaskan 1.000 orang. Getaran gempa terasa sampai di seluruh pesisir pantai di Amerika Tengah, San Francisco dan Jepang.
1 Februari 1938
Gempa berkekuatan 8,5 Skala Richter terjadi di Laut Banda, Indonesia, memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan di Banda dan Kai.
4 November 1952
Gempa 9 Skala Richer terjadi di timur semenanjung Kamchatka, Rusia, memicu gelombang tsunami di Hawai.
9 Maret 1957
Gempa berkekuatan 9,1 Skala Richter terjadi di Alaska. Gunung Vsevidof di pulau Umnak, kepulauan Andreinof meletus –setelah tidur 200 tahun– menimbulkan gelombang tsunami setinggi 15 meter yang sampai ke Hawai.
22 Mei 1960
Gempa terbesar yang tercatat dalam sejarah sebesar 9,5 Skala Richter terjadi di Chile. Menghancurkan Santiago dan Cencepcion. Gempa ini memicu gelombang tsunami dan letusan gunung berapi, sekitar 5.000 orang tewas dan dua juta orang kehilangan rumah.
4 Februari 1964
Gempa di Alaska berkekuatan 8,7 SR memicu gelombang tsunami setinggi 10,7 meter di pulau Shemya.
26 Desember 2004
Gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand.
Menurut Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jan Egeland, jumlah korban tewas akibat badai tsunami di 13 negara (hingga minggu 2/1) mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang.PBB memperkirakan sebagian besar dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar bantuan kemanusiaan terhambat masuk karena masih banyak daerah yang terisolir.
Sementara itu data jumlah korban tewas di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara.
17 Juli 2006
Gempa melanda pantai selatan Pulau Jawa pada Senin (17/07) dan membuat air laut surut hingga satu meter selama sekitar tujuh menit, sekitar 20 menit sejak gempa tersebut terjadilah tsunami setinggi tiga hingga empat meter dan sampai ke darat bahkan ada yang mencapai enam meter.Berdasarkan data United States Survey Geological (USGS) gempa terjadi Senin pukul 15.19 WIB itu berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) dan lokasi episentrum gempa sendiri berada sekitar 260 km arah selatan Kota Bandung di 9,295 LS dan 107,347 BT dengan kedalamannya 48 kilometer.
Sementara itu data Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyatakan gempa berpusat pada 9,41 Lintang Selatan dan 107,19 Bujur Timur, tepatnya di pantai selatan Jawa, Samudera Hindia berjarak 620 kilometer dari Bandung ke arah Selatan dan berkedalaman 33 kilometer dari permukaan laut dengan kekuatan gempa mencapai 6,8 skala richter.
Menurut catatan Sekretaris Menko Kesra pada Selasa (18/07), jumlah korban meninggal mencapai 341 orang, sedangkan korban hilang sekitar 229 orang. Korban meninggal terbanyak ada di Jawa Barat yaitu berjumlah 239 orang terdiri atas Ciamis atau Pangandaran sebanyak 182 orang, Tasikmalaya 54 orang dan Banjar tiga orang. Sedangkan Jawa Tengah berjumlah 102 orang yang terdiri dari Cilacap 91 orang, Kebumen tujuh orang dan Gunung Kidul empat orang.
12 september 2007
terjadi gempa bumi di sekitar Bengkulu berkekuatan 7,9 skala richter, berpotensi menimbulkan tsunami, namun sampai 2 jam tidak terjadi tsunami. korban meninggal sampai tgl 13 berjumlah 7 jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar